“Bang, kapan travel ke Malang lagi? Aku mau konsultasi bisnis nih bang, skalian mau berbagi cerita mengenai pengalaman magangku di Pakistan kemarin bang”.

Kira-kira begitu pesan singkat yang di kirim oleh Sabda melalui whatsapp, seorang teman yang ku kenal melalui jejaring sosial traveler dunia. Setelah mendapat pesan whatsapp tersebut, aku langsung mengatur jadwal untuk melakukan traveling ke Malang.

Hari yang di tunggu pun tiba, seperti biasa aku menggunakan motor ketika aku traveling. Sebetulnya tidak ada destinasi khusus keberangkatanku ke Malang guys, motivasi utamaku adalah silaturahmi, kenapa silaturahmi? karena ini merupakan kali kedua aku menemui Sabda.

Pukul 16.00 WIB aku berangkat dari Situbondo menuju Malang, perjalanan normal biasanya ku tempuh sekitar 4 jam perjalanan, tapi kali ini aku tempuh lebih lama karena terjebak hujan dan terjebak nostalgia (eh) yaitu sekitar 6 jam perjalanan.

Hujan yang menemani perjalananku sangat deras guys, dan aku berhenti di beberapa titik untuk berteduh. Titik pertama tak jauh dari rumah orang tuaku, sekitar 10 menit perjalanan aku berhenti di daerah Gundil tepatnya di pinggir pantai. Aku berhenti di warung kopi dan memesan secangkir kopi susu panas agar tidak mengantuk di perjalanan.

Titik berikutnya adalah di daerah Pasir Putih kemudian berhenti lagi di Besuki, Probolinggo, Pasuruan, dan terakhir di Lawang. Cukup seru perjalananku saat itu, hingga sekitar pukul 22.00 WIB aku tiba di kos si Sabda.

Karena sudah merasa kedinginan di terjang hujan dan di tambah lagi suhu di Malang cukup dingin, akhirnya aku memutuskan untuk tidak mandi (as always sih sebenarnya hahaha).

Yup pasti banyak yang penasaran kan kenapa aku memilih traveling ke Malang? Motivasi utamaku ke Malang adalah untuk silaturahmi guys. Selain menambah umur dan menambah pahala, silaturahmi juga dapat menambah relasi, terbukti aku kenal dengan 2 orang teman si Sabda.

Motivasi keduaku adalah ingin menikmati udara yang sejuk, secara aku tinggalnya di daerah pesisir yang memiliki cuaca kering dan panas, alhasil di Malang aku kedinginan men (hahaha norak banget kan).

Dan motivasi terakhirku adalah ingin membuktikan bahwa memang benar Malang tak hanya tentang apel dan Bromo, masih banyak destinasi wisata menarik lainnya seperti yang diungkapkan pada artikel di Liputan6 (klik di sini).

Artikel tersebut menjelaskan beberapa destinasi wisata kekinian yang sangat populer di Malang. Itulah sebabnya aku traveling ke Malang walaupun tidak ada kesempatan untuk mengunjungi seluruh destinasi wisata yang ditawarkan.

Setelah tiba di kos Sabda, aku langsung mengajak si Sabda untuk mencari beberapa suap nasi untuk makan malam yang terlewat malam. Ritual makan malam pun selesai, dan kami segera kembali ke kos.

Sesampainya di kos, si Sabda menyuguhkan secangkir kopi asli dari Libya. Kopi ini mirip sekali dengan kopi Arab yang menggunakan beberapa rempah sebagai campurannya. Rasanya sih menurutku unik, karena ini merupakan pertama kalinya aku minum kopi asli dari Libya.

Malam itu, kami berbincang-bincang banyak hal mulai dari pengalaman Dia magang di Pakistan, cerita tentang film, dan membahas blog dengan ditemani secangkir kopi Libya. Pastinya kami juga membahas mengenai tujuan piknik kami esok hari.

“Barangkali Tuhan menciptakan kopi supaya kita semua bisa berteman”.

(Anonim)

Rencana awal sih pengennya traveling ke pantai guys, tapi karena cuaca tidak memungkinkan dan perjalanan menuju pantai sangat jauh, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu kampung tematik yang menjadi taman wisata dan berbagai kegiatan lainnya yaitu Cafe Sawah.

Cafe Sawah terletak di Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Desa wisata ini juga termasuk salah satu dari 4 Kampung Wisata Baru di Indonesia versi Liputan6 (klik di sini) wow keren kan?.

Sebelum menuju ke lokasi tersebut, aku sempat membaca sekilas tentang Cafe Sawah di situs Liputan6 (klik di sini) sebagai referensi. Ternyata Cafe Sawah memang keren banget guys, dan aku langsung interest setelah membaca artikel tersebut.

Kami menuju lokasi Cafe Sawah sekitar pukul 11.00 WIB dengan menggunakan motor si Sabda. Cuaca kala itu sangat bersahabat dengan kami, sangat cerah dan tidak mendung. Perjalanan cukup jauh sekitar 1 jam perjalanan dengan disuguhi pemandangan yang sangat indah di sepanjang perjalanan.

Kesan pertama ketika aku tiba di Cafe Sawah adalah berasa ada di daerah Jawa Barat. Lho kok bisa? Bisa dong guys, karena alunan musik yang di putar adalah gamelan khas sunda, dan aku merasa jadi aa’ kasep (hahaha) yang bawaannya ingin berkata kumaha damang neng?.

Alunan musik tradisional sunda ini menurutku sangat seru guys, karena pas banget di putar di daerah dataran tinggi yang memiliki hawa sejuk dengan pemandangan gunung arjuna dan hamparan sawah yang ditanami berbagai macam sayuran.

Kami pun langsung menuju parkiran motor dan membayar HTM sebesar Rp. 8.000,- kepada petugas yang menghampiri kami. Ternyata uang yang kami bayar tersebut bukan hanya untuk membayar uang parkir lho guys, tetapi juga sebagai voucher belanja di beberapa cafe yang ada di sana.

Rinciannya adalah Rp. 3.000,- untuk parkir dan Rp. 5.000,- sebagai kupon. Jadi, kupon tersebut bisa kita gunakan sebagai transaksi pembelian di cafe yang kita kunjungi, seru banget kan sistem yang diterapkan di sini? Jelas seru dong karena aku sempat berpikir bahwa parkirnya sangat mahal, tapi ternyata aku salah (cowok emang selalu salah yah *eh).

Cafe Sawah ini terdiri dari beberapa cafe dan resto, pengunjung dapat memilih cafe mana yang akan dikunjungi. Di sepanjang perjalanan dari parkiran menuju cafe, kami disuguhi pemandangan yang membuatku bersyukur atas ciptaan-Nya.

Pemandangan Gunung Arjuna, hamparan perkebunan dan persawahan, toko bunga, dan udara yang sejuk membuat aku merasa tenang tanpa beban pikiran. Akhirnya kami memilih sebuah cafe yang sangat asyik untuk wasting time, dan pilihan pertama kami adalah “The Roudh 78”.

Kami masuk ke cafe tersebut dengan menunjukkan kupon yang kami miliki, kemudian kami menuju meja kasir untuk memesan minuman. Sebagai penggemar kopi, aku langsung terpana dengan tulisan kopi arjuna.

Kopi arjuna ini berasal dari lereng Gunung Arjuna lho guys, dan akhirnya kami memesan 2 gelas kopi arjuna dengan cara penyeduhan V60 (metode pour over). Metode penyeduhan ini menggunakan sebuah corong dengan saringan tipis di dalamnya, tujuannya adalah agar mendapatkan rasa dan aroma kopi yang kuat.

Setelah melakukan pemesanan, kami memilih duduk di lesehan yang terletak di atas rumah panggung. Beberapa menit kemudian, kopi arjuna yang kami pesan pun datang dan lagi-lagi jiwa kenarsisanku keluar, aku berasa tampan setampan Arjuna (halah hahaha).

Menikmati secangkir kopi arjuna dengan pemandangan Gunung Arjuna merupakan moment yang sangat seru dalam liburanku kali ini guys.

Selain cafe dan resto, di lingkungan Cafe Sawah ini juga dilengkapi dengan penginapan, toilet, dan mushola. Tak ketinggalan beberapa wahana menarik pun ditawarkan kepada pengunjung, diantaranya Berkuda, Trail, dan ATV.

Berkuda

Wahana ini ditawarkan kepada pengunjung untuk berkeliling menikmati indahnya hamparan perkebunan dan persawahan di sekitar Cafe Sawah.

Motor Trail

Motor trail dan mini trail pun juga tersedia di sini untuk mengelilingi area sekitar Cafe Sawah.

ATV (All Terrain Vehicle)

Berbeda dengan dua wahana diatas, bagi pengunjung yang ingin menikmati wahana ATV, sudah tersedia sirkuit khusus ATV.

Setelah puas menikmati Cafe Sawah beserta keindahan alamnya, kami mencari sebuah mushola di sekitar Cafe Sawah untuk melakukan ibadah.

Kemudian kami bergegas untuk pulang kembali ke Malang kota. Di sepanjang jalan menuju parkiran, Sabda melihat sebuah tanaman yang sangat menggoda pandangannya, yaitu tanaman mint.

Harga tanaman mint di sini cukup murah guys hanya Rp. 5.000,- saja. Lagi-lagi pengalaman yang luar biasa bagiku karena baru pertama kali melihat tanaman mint (hehehe). Setelah melakukan transaksi pembelian tanaman mint, kami pun langsung bergegas menuju parkiran.

Setelah mengambil motor di parkiran, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Malang. Di perjalanan tak jauh dari Cafe Sawah, ada sebuah kedai susu yang membuat kami berhenti dan penasaran untuk mencobanya.

Yup Kedai Susu Bunda Ani namanya, di kedai ini ada berbagai macam olahan makanan dan minuman yang berbahan dasar susu. Karena kami penasaran, kami langsung membeli 2 gelas susu murni dengan harga Rp. 3.000,- per gelas, 2 buah es lilin yogurt seharga Rp. 1.000,- per biji, dan kerupuk yang terbuat dari susu seharga Rp. 10.000,-.

Bisa dibayangkan betapa terkejutnya kami melihat harga susu yang sangat murah dengan rasa yang luar biasa nikmat. Kedai ini merupakan pusat oleh-oleh dan home industri olahan susu yang sudah di rekomendasi oleh Dinas Peternakan Kabupaten Malang.

Setelah selesai menikmati beberapa olahan yang terbuat dari susu murni, kami melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah perjalanan, kami tersadar bahwa kami kehabisan stok uang cash dan tidak ada ATM di sepanjang perjalanan.

Sekitar 20 menit perjalanan, hujan turun walaupun tidak terlalu deras. Kemudian kami berteduh di daerah Batu dengan perut kelaparan, and you know guys di depan kami berteduh ada pedagang cilok yang sangat menggoda kami di kala hujan rintik-rintik dan kelaparan, kebayang dong bagaimana mupeng-nya kami.

Aku melihat di dalam dompetku masih tersisa uang cash sekitar Rp. 10.000,- dan ku pikir cukup untuk membeli 2 bungkus cilok, akhirnya mupeng kami terselamatkan di saat hujan rintik, aku gak tahu lagi harus berkata apa sama abang ciloknya (hahaha).

Yup itu tadi perjalanan traveling seru ke salah satu destinasi desa wisata baru di Malang guys. Perjalanan kali ini memang sangat seru bagiku, karena apa? Karena aku menemukan hal baru di lokasi tujuan dan sepanjang perjalanan.

Kehujanan sepanjang perjalanan menuju Malang, mencoba secangkir kopi asli dari Libya, Mendengar alunan musik gamelan khas sunda di Jawa Timur, menikmati kopi arjuna dengan pemandangan yang sangat indah, melihat tanaman mint secara langsung, menemukan cafe dengan produk olahan susu murni yang sangat murah, mencoba kerupuk yang terbuat dari susu, hingga kehabisan uang di jalan pulang pun merupakan moment liburan seru yang tak terlupakan bagiku guys.

Seru dan tidaknya sebuah perjalanan tergantung dari bagaimana kita menyikapi itu semua guys. Seru dalam perjalanan, seru mendapatkan pengalaman baru, dan seru dalam mendapatkan pembelajaran itu merupakan pengalaman yang sangat berharga bagiku guys.

Setidaknya perjalananku kali ini membuat pikiranku menjadi lebih segar dan semangat untuk ngeblog. Aku sangat bersyukur karena aku bisa merasakan, membuat, dan melakukan hal-hal yang seru dalam kehidupanku, sehingga aku bisa membagikan kebahagiaan melalui tulisan.

Seru itu asik, asik berasal dari mindset kita sendiri. Berpikir positif dan melakukan hal-hal yang positif saat wisata itu adalah hal terseru bagiku. Always think positive, keep healthy, and keep traveling, so we will find an amazing journey in our life. Sampai jumpa di perjalananku berikutnya guysjangan lupa tinggalkan komentar di bawah yah hehehe.