Meskipun telah berkontribusi secara luar biasa bagi kemajuan GRP (Gunung Raja Paksi), Kimin Tanoto masih belum selesai dengan master plan-nya. Sebaliknya, ia berencana untuk menangkap lebih banyak peluang untuk bisnisnya.

Saya ingin mengatakan bahwa saya baru saja akan memulai. Di tahun-tahun mendatang, saya akan berputar untuk menangkap lebih banyak peluang di cakrawala investasi dan manajemen aset, minat yang berasal dari hari-hari awal menjadi perantara antara Investor Barat dan pasar Indonesia.” Ungkap Kimin melalui laman resminya kimintanoto.com.”

Bagi GRP, beliau tengah memikirkan kembali bagaimana cara baja diolah, dengan secara bertahap bertransformasi ke metode yang lebih ramah lingkungan serta mengusung teknologi hijau kelas dunia untuk manufaktur baja.

Dilema Industri Baja

Seperti yang diketahui bahwa industri baja identik dengan aktivitas intensif energi, yang mana berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan seperti emisi udara, limbah beracun, yang dampaknya bisa mempengaruhi kelestarian dan kualitas hidup dalam berbagai aspek.

Di sisi lain, operasional bisnis harus tetap berjalan dan berkembang demi mendukung pembangunan negeri. Oleh karenanya, Kimin Tanoto berupaya mengambil langkah-langkah yang lebih baik untuk menghilangkan emisi karbon dengan memasukkan inisiatif “hijau” ke dalam proses manufaktur dan bisnis perusahaannya.

Sebagai advokat yang mengemban tanggung jawab sosial, Kimin meyakini bahwa perlindungan alam adalah tanggung jawab kita sebagai individu yang hidup di planet ini. Bersama GRP, beliau telah mengambil langkah strategis dengan berinvestasi dalam produksi baja yang efisien dan ramah lingkungan, dan tentunya jauh lebih hemat energi.

industri baja ramah lingkungan

Dengan penuh keyakinan untuk memberi kembali dan melindungi alam melalui pekerjaannya, Kimin Tanoto nggak lagi mengidentifikasi diri hanya sekadar pemain baja, melainkan juga inisiator perubahan yang lebih baik dalam industri. Wuiihhh, keren, ya?

Langkah Strategis Menuju Industri Baja Ramah Lingkungan

Pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi prioritas bagi banyak bisnis berskala besar di berbagai belahan dunia sejak beberapa tahun terakhir, dan sewajarnya demikian. Suhu global meningkat secara ekstrim akibat peningkatan signifikan emisi gas rumah kaca dari berbagai industri.

Level karbon dioksida yang meresidu di atmosfer sudah mencapai rekor tertinggi, dan dikhawatirkan menimbulkan ancaman serius bagi kelangsungan hidup kita semua. Sebagai salah satu pemeran inti dalam industri baja Indonesia, Gunung Raja Paksi sadar betapa perlunya tindakan berkelanjutan. Salah satu langkah yang ditempuh Kimin dan jajaran organisasi adalah mencapai kondisi emisi ‘Net Zero’.

Kondisi tersebut tercapai tatkala jumlah Gas Rumah Kaca yang dibuang ke atmosfer nggak melebihi jumlah yang dihabiskan. Artinya, kita harus mampu mencukupi semua kebutuhan tanpa harus memproduksi lebih banyak Gas Rumah Kaca. Bagi beberapa perusahaan di Indonesia, kondisi emisi Net Zero bisa dicapai dengan memenuhi poin-poin berikut :

  • Strategi penambangan yang nggak menimbulkan kerusakan lingkungan
  • Perencanaan untuk menilai dan meminimalisir emisi Gas Rumah Kaca
  • Laporan berkelanjutan yang transparan
  • Memaksimalkan manfaat daur ulang & sirkularitas
  • Teknologi pendukung untuk produksi baja dan beton yang minim atau nol emisi
  • Regulasi untuk menekan emisi baja dan beton ke level rendah
  • Pelacakan dan laporan kinerja berkesinambungan
  • Mengembangkan strategi ramah lingkungan, sosial, serta tata kelola (ESG)

Kimin melihat perubahan iklim merupakan ancaman terbesar bagi kemanusiaan. Tindakannya nggak hanya sekadar mengalihkan fokus perusahaan untuk lebih peduli lingkungan, tetapi juga secara aktif mengajak para pengusaha dan bisnis lain di Indonesia untuk bersama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai ini.

Semoga artikel tentang industri baja ramah lingkungan ini bermanfaat. Thank you so much for visiting my blog, keep healthy, always be grateful, don’t forget to pray, don’t forget to smile, and see you on my next article.

*****