Secangkir kopi di hadapan saya membuat saya bersyukur bahwa 2 tahun yang kelam sudah berlalu. Saya bisa menulis kembali di luar rumah dengan secangkir kopi dan suasana café yang nyaman. Ya, itu merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi saya.

Dua tahun yang kelam membuat saya memiliki banyak pelajaran baru tentang kehidupan. Artinya saya harus lebih semangat lagi dalam menjalani hidup, bekerja, dan menyelesaikan kuliah S2 saya. Ternyata saya sendiri mampu melewati 2 tahun tersebut walau penuh tangisan dan air mata.

Penghasilan menurun, susah mendapat project, susah untuk pergi ke luar rumah, dan banyak hal lain yang tidak bisa saya lakukan selama pandemi. Tapi, dari situ saya belajar dan memutar otak supaya saya bisa bertahan hidup di perantauan. Saya bersyukur masih memiliki keluarga dan orang-orang terdekat yang mendukung saya. Hingga tidak ada alasan lagi untuk mengeluh dan terpuruk.

Optimisme yang Kuat untuk Bangkit Bersama

Selama 2 tahun di rumah saja, saya sering menonton tayangan ceramah, motivasi, dan edukasi. Itu semua saya lakukan demi mempertahankan vibrasi positif dan mindset yang positif. Mengapa? Karena semua kejadian yang terjadi dalam hidup kita adalah hasil dari pemikiran kita sendiri, bukan?

Itulah mengapa saya selalu mempertahankan mindset saya untuk tetap berpikir positif, supaya segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan saya sesuai dengan apa yang saya harapkan. Alhasil, saya bisa bangkit dan tetap semangat dalam berkarya.

Saya tahu bahwa dukungan terbesar yang mampu memengaruhi hidup kita adalah diri kita sendiri. Sesuatu yang bisa membuat kita maju pun adalah diri kita sendiri. Lalu, buat apa tenggelam dalam keterpurukan? Optimisme adalah kunci untuk bisa bangkit, kok.

optimisme

Berbicara mengenai keterpurukan, banyak perusahaan dan bisnis yang terpaksa gulung tikar saat pandemi. Apakah strategi yang mereka lakukan salah? Belum tentu. Mereka sudah punya perhitungan dan prediksi masing-masing. Banyak juga perusahaan yang masih bisa bangkit dan eksis.

Lalu, apa yang bisa kita petik dari beberapa perusahaan yang masih eksis? Ya, gotong royong dan kolaborasi. Gotong royong antar divisi dan karyawan, serta kolaborasi antar perusahaan. Jangan gengsi untuk melakukan gotong royong dan kolaborasi. Ingat! Sebagai manusia kita tidak bisa hidup sendirian.

Manusia itu diciptakan untuk berpikir, berusaha, dan belajar. Manusia juga memiliki berbagai macam rasa, salah satunya adalah optimisme. Optimisme yang saya miliki sering saya tularkan kepada mahasiswa saya. For your information bahwa saya juga seorang tenaga pengajar di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Banyuwangi. Bagaimana cara saya memengaruhi mereka untuk tetap optimis dalam menjalani kuliah dan kehidupan?

Ajak Mereka Sharing

Saya sering mengajak mereka nongkrong produktif. Artinya bukan hanya menikmati secangkir kopi saja, namun juga sharing tentang pengalaman yang saya miliki dan memberikan sedikit motivasi. Saya tidak mau mahasiswa saya hanya menjadi mahasiswa yang biasa saja. Mereka harus menjadi mahasiswa dan generasi yang luar biasa.

Deep talk juga perlu saya lakukan dengan mereka untuk mengetahui apa yang menjadi hambatannya. Sharing yang saya lakukan ini memiliki impact yang positif terhadap keseharian mereka. Saya berharap masa depan mereka bisa cerah dengan optimisme yang mereka miliki.

Pengaruhi Melalui Social Media

Sebagai orang yang suka dengan social media, saya juga harus memengaruhi mereka melalui posting-an social media saya. Saya sering membuat konten tentang produktivitas yang saya lakukan, gaya hidup sehat berupa gym, dan juga mengurangi mengeluh melalui social media. Mengeluh hanya akan membuat orang lain terpengaruh dalam hal yang negatif. So, mulai sekarang kurangi mengeluh melalui social media, ya.

Dekati Mereka

Saya juga mendekati mahasiswa saya untuk terlibat dalam beberapa project yang saya lakukan. Tujuannya supaya mereka memiliki kegiatan yang positif, mendapat uang jajan tambahan, dan memiliki ilmu baru di luar kampus. Tak sedikit mahasiswa yang memiliki permasalahan keluarga, sehingga dengan keterlibatan mereka dalam project saya membuat beban mereka sedikit berkurang.

connecting happiness

Ketiga hal tersebut saya lakukan karena mereka adalah generasi penerus yang harus memiliki mental kuat, semangat, berani berkarya, dan tidak lemah. Cara tersebut ternyata cukup efektif bagi beberapa mahasiswa yang saya handle. Saya bangga bisa melihat dan merasakan optimisme yang mereka miliki.

Beberapa mahasiswa saya yang sudah lulus dan bekerja pun, alhamdulillah mereka memiliki karir yang bagus dan tetap menerapkan optimisme yang saya tularkan selama mereka kuliah. Ternyata banyak cara untuk menularkan optimisme supaya bisa bangkit bersama, seperti JNE yang mampu membuat UMKM bisa bangkit pasca pandemi.

#JNEBangkitBersama memiliki beberapa program positif demi terwujudnya kemajuan ekonomi di Indonesia, seperti program bantuan, workshop, kolaborasi, dan program menarik lainnya. Tentu saja beberapa program tersebut merupakan salah satu wujud optimisme yang dimiliki JNE untuk bangkit bersama.

Program CSR

Program CSR (Corporate Social Responsibility) dari JNE ini merupakan program yang bagus. JNE kerap mendukung dan membantu dalam hal pendidikan, bencana alam, dan olahraga. Program ini membuktikan bahwa JNE juga memiliki tanggung jawab sosial yang bagus.

Workshop

Kedua, JNE beberapa kali mengadakan workshop yang ditujukan kepada UMKM supaya bisa maju dan memanfaatkan perkembangan digital. Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk memfasilitasi pelaku bisnis online dan UMKM agar dapat scale-up. Selain itu, bisa menambah keterampilan dalam memasarkan produk dan layanan melalui platform digital. 

Kolaborasi

JNE juga sering melakukan kolaborasi untuk kemajuan bersama, seperti berkolaborasi dengan ilustrator untuk membuat seragam kurir, berkolaborasi dengan media digital, dan berkolaborasi dengan perusahaan lain pun dilakukan, demi mewujudkan #ConnectingHappiness.

bangkit bersama

Ketiga program JNE di atas hanya sebagian kecil saja, di luar itu masih banyak program lain yang dilakukannya. Gotong royong dan kolaborasi sudah dilakukan JNE dari awal hingga usia #JNE32tahun. Ternyata selama ini JNE sudah banyak membantu masyarakat Indonesia dalam bidang logistik, ya.

Harapan saya melalui tulisan #JNEcontentcompetition2023 ini dapat menciptakan semangat baru bagi pembaca, karena dari JNE pun kita diajarkan untuk dapat menciptakan tempat kerja yang menyenangkan, membangun komunikasi antar divisi supaya efektif, dan merangkul perbedaan. Itulah yang membuat kita semua bisa bangkit bersama.

JNE

Layaknya JNE yang selalu menghubungkan kebahagiaan, saya sebagai tenaga pengajar merasa bangga bisa terjun langsung mencerdaskan kehidupan bangsa melalui cara saya sendiri. Intinya bahwa tidak ada hal kecil yang sia-sia, semuanya pasti memiliki impact yang positif. Saya saja bisa menularkan optimisme kepada mahasiswa saya, kalian pun juga bisa menerapkan optimisme kepada orang lain atau bisnis yang kalian bangun.

Hal yang perlu kita ingat bahwa sejatinya sebuah proses itu memang sulit, seperti halnya kupu-kupu yang membutuhkan banyak waktu ketika akan menjadi kepompong sebelum menjadi makhluk yang indah. Semuanya butuh kesabaran, optimis, berpikir positif, dan juga gebrakan. Saya bisa tersenyum dan bangga melihat mahasiswa saya yang sudah lulus dan bekerja dengan karir yang bagus.

Bayaran terbesar saya adalah melihat mereka sukses, tetap optimis, dan menjadi kebanggaan keluarga. Saya berharap kepada seluruh tenaga pengajar di Indonesia untuk tetap optimis dalam mengajar dan memberikan pelajaran yang berarti bagi peserta didiknya. Bukan hanya mengajar karena formalitas saja, melainkan mengajarlah dari hati.

Semoga artikel tentang bangkit bersama ini dapat memberikan insight positif bagi kita semua. Thank you so much for visiting my blog, keep healthy, always be grateful, don’t forget to pray, don’t forget to smile, and see you on my next article.

*****