Mitigasi Perubahan Iklim – Siang itu, saat saya sedang makan siang di warung sebelah kampus tempat saya mengajar, tiba-tiba si mbak penjualnya berkata, “Mas Joe, sudah pernah ke wisata alam Sungai Cangka belum? Dekat dari sini, kok.” Seketika itu jiwa traveling saya meronta-ronta dan langsung merencanakan untuk pergi ke destinasi tersebut.
Hari Sabtu pun tiba, dan saya langsung mengajak salah satu mahasiswa saya untuk pergi liburan ke destinasi wisata alam Sungai Cangka. Perjalanan dari kos hanya sekitar 7 menit melewati sawah, ladang, dan hutan. Cukup menyenangkan di tengah penatnya pekerjaan sehari-hari.
Tiket masuknya termasuk murah banget, yaitu hanya 2 ribu rupiah saja, guys. Destinasi ini berupa sungai yang dibendung menyerupai kolam, dan airnya berasal dari sumber mata air. Kebayang dinginnya, kan? Beuhhh, pokoknya asik banget.
Apa yang saya temukan di sana? Banyak banget, diantaranya adalah kesejukan sumber air, udara yang segar, kesunyian, dan tentu saja kopi, hehehe. Saya merenung sejenak dan berkata dalam hati bahwa betapa indahnya alam Indonesia ini. Saya pun nggak rugi tinggal di Banyuwangi, karena memiliki alam yang indah dan masih banyak destinasi yang belum saya kunjungi.
Ada mitos menarik tentang Sungai Cangka yang saya kunjungi, guys. Mitosnya adalah bisa dipertemukan jodohnya jika kita mandi di sungai tersebut. Hmmm, namanya juga mitos mah saya percaya nggak percaya, yang penting saya langsung saja nyebur, wkwkwk. Semoga saja saya bisa menemukan jodoh saya setelah menceritakan destinasi tersebut melalui artikel ini, aamiin. Namanya juga usaha ya, kan? Hehehe.
Indah banget, kan? Makanya sini main ke Banyuwangi. By the way setiap destinasi yang saya kunjungi, pokoknya wajib banget dijadikan konten. Mengapa? Karena saya merasa bahagia jika konten yang saya buat bisa bermanfaat bagi orang lain, dan memberikan informasi tentang keindahan alam Indonesia.
Saya pun bahagia jika banyak orang yang terpengaruh untuk menikmati wisata alam, apalagi destinasi yang sama dengan saya. Mengapa saya lebih memilih wisata alam? Karena saya merasa alam itu masih alami, dan mampu memberikan kesejukan di tengah perubahan iklim yang sedang terjadi.
Panas? Ya, belakangan ini memang rasanya panas banget, hujan pun jarang terjadi. Perubahan iklim memang memiliki dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia. Perubahan iklim ini perlu kita sadari bersama dengan mitigasi perubahan iklim, lho.
Mitigasi Perubahan Iklim
Mitigasi ini memiliki tujuan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim, sebagai landasan untuk perencanaan penanganan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Lalu, apa hubungannya mitigasi perubahan iklim dengan traveling yang saya lakukan dan membuat konten?
Jadi, setiap traveling dan konten yang saya buat selalu menyisipkan ajakan untuk mendukung Net-Zero Emmisions (NZE), supaya perubahan iklim yang terjadi nggak berkepanjangan. Jika kalian memperhatikan konten YouTube saya di Sungai Cangka, saya menekankan untuk menjaga kelestarian alam dengan membuang sampah pada tempatnya, because it’s time #TimeforActionIndonesia. Nah, supaya kalian juga bisa merasakan keindahan alam dari Sungai Cangka, lihat video di bawah ini, yuk.
Seperti yang kita ketahui bahwa sampah juga turut menyumbangkan emisi yang berpengaruh terhadap perubahan iklim, apalagi sampah plastik. For your information bahwa sampah yang dibuang mampu menghasilkan emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi terhadap pemanasan global sebesar 15%. Wah, ngeri banget, kan?
Jika kita membuang sampah pada tempatnya diharapkan akan ada pihak yang mengolahnya menjadi sumber penghasilan lain, seperti hasil daur ulang, dsb. Selain itu, membuang sampah pada tempatnya juga turut menjaga kelestarian alam, guys. Ayolah sebagai #MudaMudiBumi, kita wajib berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim dengan cara kita masing-masing.
Saya bersumpah sebagai pemuda Indonesia yang hobi ngonten, saya akan selalu memberikan edukasi positif jika saya ngonten di alam, terutama tentang sampah. Jika kita mengetahui cara terbaik mengolah sampah, maka sampah bisa dijadikan sebagai sumber energi.
Dari data di atas, ternyata ada sekitar 189.000 ton/bulan sampah yang dihasilkan di Pulau Jawa, lho. Hmmm, apakah kita hanya tinggal diam saja? Tentu saja nggak, Ferguso. Yuk, saatnya kita sadari bersama bahwa mitigasi perubahan iklim itu tugas kita semua #UntukmuBumiku.
Langkah Mudah Mitigasi dengan Konten
Sebagai salah satu pemuda Indonesia, saya pun berusaha untuk selalu membuat konten yang mengandung unsur edukasi, namun nggak meninggalkan konten aslinya. Misalnya seperti konten yang saya buat di Sungai Cangka di atas, guys.
At least saya juga harus menunjukkan aksi dan kontribusi saya terhadap mitigasi perubahan iklim. Nggak mudah, sih, tapi kita harus tetap aware banget dengan kondisi climate change yang sedang terjadi. Isu lain yang saya angkat dalam konten adalah tentang Net-Zero Emmisions (NZE).
Perubahan iklim yang terjadi membuat pemerintah Indonesia memiliki program untuk meminimalkan emisi karbon dengan cara di atas, pastinya bertujuan untuk mencapai NZE. Net-Zero Emmisions (NZE) diharapkan akan berlangsung paling lama hingga 2060, semoga saja bisa lebih cepat dengan kesadaran kita semua.
By the way apa sih langkah yang bisa dilakukan oleh seorang content creator (YouTuber, blogger, influencer, selebgram, dll) dalam mitigasi perubahan iklim? Banyak, guys, diantaranya adalah :
Jangan Hanya Memikirkan Cuan
Cuan itu wajib, namun sebagai content creator harus bisa memikirkan dampak dari konten yang dibuat. Apakah ada unsur negatifnya atau nggak, sehingga konten yang dihasilkan akan bermanfaat bagi orang lain. Tahu kan jika konten yang hanya memikirkan cuannya saja?
Buat Konten dan Lakukan Sendiri
Pastinya kita juga harus membuat konten edukasi yang dilakukan sendiri, dan bukan hanya berpikir “kebutuhan konten” saja. Kita bisa mengedukasi orang, namun kita sendiri nggak menjalankannya, sama saja bohong, kan? Inilah yang harus kita sadari bersama sebagai content creator.
Mengingatkan dan Memberi Contoh
Buatlah konten yang berisi tentang mengingatkan, bukan menghakimi. Selain itu, kita juga harus memberikan contoh yang baik bukan hanya kepada viewer saja, melainkan sesama content creator, guys. Nggak ada salahnya saling support dan saling memberi masukan, kok. Justru itu lebih baik.
Yup, ketiga cara di atas bisa dilakukan oleh kita semua sebagai seorang content creator, guys. Jika dalam pembuatan konten, kalian pasti tahu cara membuat konten masing-masing, kan? Yang terpenting adalah menyadari ketiga hal di atas dan diterapkan sebagai langkah mitigasi perubahan iklim.
Jadi, saatnya anak muda bergerak untuk mitigasi perubahan iklim melalui konten. Semoga artikel tentang mitigasi ini bermanfaat. Thank you so much for visiting my blog, keep healthy, always be grateful, don’t forget to pray, don’t forget to smile, and see you on my next article.
*****
Trackbacks/Pingbacks