Hijrah? Ya. Satu kata yang memiliki arti perpindahan. I mean berpindah menuju ke suatu hal yang lebih baik. Langkah kecil yang ku lakukan adalah menutup seluruh kartu kredit yang ku miliki, guys.

Aku merupakan salah satu millenials yang memiliki 2 kartu kredit dari bank yang berbeda dan credit limit yang berbeda pula. Awalnya membuat kartu kredit hanya karena gengsi dan butuh pengakuan.

Ku pikir dengan memiliki kartu kredit akan menjadi KEREN tetapi malah menjadi KERE, naudzubillah. Kartu kredit memiliki banyak sekali segudang iming-iming yang membuat kita tergoda, diantaranya adalah :

\

Cashback

Banyak sekali merchant yang bekerjasama dengan bank terkait untuk memberikan cashback apabila bertransaksi menggunakan kartu kredit.

\

Promo Cicilan

Adanya promo cicilan yang memudahkan kita memiliki barang impian. Cicilan tersebut mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga berbulan-bulan.

\

Free Annual Fee

Beberapa bank di Indonesia telah memberikan promo menarik lainnya yaitu gratis iuran tahunan seumur hidup, supaya kita loyal terus menggunakannya.

\

Promo Luar Negeri

Mudah banget digunakan untuk bertransaksi di luar negeri, sehingga membuat kita tergoda dan memaksa untuk menggunakannya secara continue.

\

Kemudahan Transaksi

Pastinya kartu kredit juga memberikan iming-iming kemudahan dalam bertransaksi, sehingga membuat tagihan kita membengkak bahkan over limit.

\

Praktis

Kartu kredit memang praktis banget digunakan ketika kita mengalami keadaan darurat. Hal ini juga merupakan godaan terberat bagi pemilik kartu kredit.

Keenam kelebihan di atas yang pernah ku rasakan sehingga aku selalu over limit, bahkan nggak mampu bayar tagihan bulanan, naudzubillah. Akhirnya aku sadar bahwa aku harus segera menutup kartu kredit yang ku miliki.

Atas izin Allah SWT, aku mendapat rezeki halal dari aktivitas blogging yang ku lakukan, sehingga aku bisa melunasi semua tagihan dan menutup kartu kredit.

Mengapa Menutup Kartu Kredit?

Punya hutang itu nggak enak banget, guys. Mungkin sebagian dari kalian ada yang memiliki pendapat bahwa “Kalau nggak nyicil mah nggak bakal punya barang.” Bagiku, statement tersebut nggak salah, karena setiap orang memiliki keyakinan dan prinsip masing-masing.

Aku memutuskan menutup kartu kreditku karena aku nggak mampu bayar tagihan dan semua keluargaku diteror karena aku telat bayar. Malu? Maluuuuuuuuu banget lah, guys. Dari situ aku selalu berdo’a kepada Allah SWT agar aku mendapat rezeki halal untuk membayarnya. Alasan lainnya adalah :

\

Hidup Tak Tenang

Bayangkan saja, mau tidur dan bangun tidur selalu kepikiran yang namanya tagihan, tagihan, dan tagihan. Semacam nggak bisa menikmati hidup dan gaji dari kantor hanya numpang lewat saja untuk pembayaran tagihan. Hal ini terus terjadi pada setiap bulan. Pokoknya nggak tenang banget, guys.

\

Dibohongi Oleh Bank

Jelas! karena kita harus membayar tagihan yang mengandung bunga dan blablabla, apalagi kalau kita jadikan sebagai cicilan, makin banyak uang kita yang masuk ke bank. Memang ringan sih tapi kalau uang kita digunakan untuk membayar tagihan terus-menerus, kapan kita nabungnya?

\

ngeRIBAnget

Sebagai umat Muslim, aku nggak terlalu paham mengenai keuangan Islam, tetapi aku tahu bahwa kartu kredit mengandung hal yang berbau riba, maka dari itu aku menjauhinya. Aku nulis begini bukan karena aku alim, tetapi apa salahnya jika aku mencoba menjadi lebih baik?

Yup, itulah alasanku menutup kartu kredit. Sebetulnya bukan karena aku ingin menggurui, tetapi aku hanya membagikan pengalaman pahitku saja menggunakan kartu kredit. Kembali lagi kepada keyakinan dan prinsip masing-masing.

Pokoknya aku kapok banget dengan yang namanya cicilan. Hidup sederhana nggak apa-apa yang penting nggak punya hutang kartu kredit itu lebih menyenangkan, guys. Btw terima kasih sudah membaca curhatanku. Jangan lupa ibadah hari ini, and see you on my next article.

*****