Tahukah Anda bahwa vaksin difteri terbagi menjadi beberapa jenis? Kenali perbedaan dan aturan pemberiannya di sini.

Difteri kembali menjadi penyakit yang menghantui Indonesia. Sebagai tindak pencegahan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mewajibkan pemberian vaksin difteri pada anak dan dewasa. Apakah Anda sudah mendapatkannya?

Difteri itu sendiri merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, yang bisa menyebar ke organ lain seperti kulit dan mata. Penyakit ini terjadi akibat adanya infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria, yang bisa menyebar dari penderita ke orang-orang yang ada di sekitarnya melalui percikan liur (droplets) saat batuk atau bersin.

VAKSIN DIFTERI

Vaksin untuk Cegah Difteri

Menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, vaksin difteri terbagi menjadi beberapa jenis. Secara umum, vaksin ini diberikan sebanyak lima kali sejak anak berusia 2 bulan hingga 6 tahun. Berikut adalah jenis vaksin difteri beserta aturan pemberiannya:

\

Vaksin DTaP

Vaksin DTaP mencegah anak terhindar dari difteri, tetanus dan pertusis (batuk rejan). Ini adalah jenis vaksin yang sama seperti DPT. Bedanya, hanya ada pada antigen yang digunakan untuk pertusis.

“Vaksin DTaP mengandung bagian dari bakteri pertusis tidak utuh dan hanya menggunakan sedikit antigen yang dibutuhkan. Karena itu, anak yang disuntik vaksin DTaP jarang mengalami reaksi panas, bengkak, merah dan nyeri di tempat penyuntikan,” tutur dr. Devia.

\

Vaksin DT

Vaksin jenis ini digunakan untuk mencegah difteri dan tetanus. Vaksin DT merupakan jenis booster (vaksin lanjutan) yang diberikan pada anak mulai usia 7 tahun atau usia sekolah dasar.

\

Vaksin Tdap

Mirip dengan jenis lain, vaksin Tdap berguna untuk mencegah penyakit tetanus, difteri dan pertusis. Vaksin ini dapat diberikan pada anak usia 11–12 tahun. Vaksin Tdap juga bisa diberikan pada ibu hamil untuk melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit pertusis.

\

Vaksin Td

Vaksin Td memberikan perlindungan pada remaja hingga dewasa dari penyakit tetanus dan difteri. Vaksin ini biasanya diberikan sebagai booster (vaksin lanjutan) setiap 10 tahun sekali.

Apakah Anda sudah mendapatkan Vaksin Difteri? Jika belum, sebaiknya segera konsultasikan lebih lanjut pada dokter supaya bisa ditentukan jenis vaksin yang paling sesuai untuk Anda. Dengan vaksin, diharapkan difteri bisa dicegah sepenuhnya.

*****