Investasi dan Money Parenting – Langkah kaki sore itu terasa terburu-buru, seakan-akan saya harus mengejar sesuatu di luar kamar. Ya, nggak seperti biasanya saya gegabah dan merasa seperti ini. Entah apa yang ada di pikiran saya sore itu. Lalu, apa yang terjadi? Di sinilah awal mulanya.
Kejadian sore itu membuat saya selalu menyalahkan diri sendiri selama beberapa hari. Gimana nggak, karena tanpa sadar saya telah menginjak iPhone saya hingga layarnya pecah, IC Touch Screen kena, dan kamera error. Saya pun terhenti sejenak dan merenungi apa yang sudah saya lakukan.
Hal yang membuat saya semakin kesal dengan diri saya adalah belum genap 2 bulan saya upgrade tipe iPhone, dan harganya menurut saya agak up daripada harga Android. Mau nangis pun nggak akan menyelesaikan masalah. Jujur saya shock banget dengan kejadian sore itu, karena iPhone bagi saya adalah aset untuk berkarya sebagai content creator.
Keesokan hari setelah tragedi iPhone, mama saya mengirim pesan Whatsapp bahwa butuh dana untuk salah satu kebutuhan. Bukan hanya itu saja, saya juga mendapat kabar bahwa om saya yang tinggal di Jogja sakit, otomatis keluarga besar dari Jawa Timur harus menjenguknya ke Jogja karena memang penyakitnya nggak main-main.
Ya, artinya banyak kebutuhan yang harus diselesaikan dengan uang, kan? Agak sedih juga, sih, mengapa awal tahun yang saya rasakan seperti ini. Namun, saya harus tetap bersyukur bahwa Allah masih sayang sama saya dengan beberapa pembelajaran yang diberikan. Lalu, berapa dana yang saya butuhkan untuk beberapa permasalahan yang saya alami di atas? Nggak sedikit, guys. Nah, beberapa kejadian tersebut memberikan hikmah bagi saya, diantaranya adalah :
1. Kejadian Darurat Itu Bisa Datang Kapan Saja
Ya, siapa saja pasti akan mengalami yang namanya kejadian darurat. Which means kejadian tersebut pasti membutuhkan uang. Jika kita nggak punya tabungan yang cukup, maka ujung-ujungnya akan utang, kan? Dan utang tersebut malah menambah beban baru untuk melunasinya.
2. Financial Planning and Management Itu Penting
Tabungan saja nggak cukup, bestie, kita juga harus memiliki dana darurat dan investasi. Tabungan biasa nggak akan mengalami perkembangan yang signifikan, lho. Maka dari itu kita harus mengetahui, belajar, dan praktik tentang financial planning and management. Belajar bisa dari mana saja, kok.
3. Anak Pertama dan Cucu Pertama Harus Kuat
Pastinya sebagai anak pertama dan cucu pertama, saya dilahirkan untuk kuat supaya bisa dijadikan contoh bagi adik saya dan sepupu saya. Saya berusaha memaksimalkan apa yang saya miliki, nggak mudah putus asa, dan pastinya harus kuat menghadapi segala jenis cobaan hidup.
Sebagai anak pertama, cucu pertama, dan anak cowok pula, saya memang harus dituntut serba bisa. Saya pun berusaha untuk menghasilkan income dari beberapa sumber. Genap setahun sudah saya fokus belajar dan praktik tentang financial planning and management.
Kok telat, Bang? Padahal kan mantan banker sebagai financial consultant? Itulah mengapa saya sendiri pun baru tersadar setelah resign dari bank bahwa financial planning and management itu penting. Bagi saya nggak telat, kok, daripada nggak sama sekali, kan?
Belajar, Memiliki, dan Merasakan Manfaat Investasi
Selama tahun 2021 saya selalu menyisihkan 10% tiap bulan dari penghasilan saya untuk investasi. Pastinya investasi ini sebagai salah satu perencanaan dan manajemen keuangan saya pada masa depan. Awal memulai investasi memang berat dan godaannya banyak, namun saya harus konsisten dan disiplin, guys.
Alhasil selama setahun saya bisa mengumpulkan dana jutaan rupiah dalam portofolio investasi saya. Masya Allah. Saya pun sadar dengan diversifikasi risiko, sehingga saya memilih beberapa instrumen investasi, seperti emas, reksa dana, dan saham di beberapa digital platform investasi.
Hingga saat ini saya ketagihan untuk selalu berinvestasi, guys. Ternyata investasi inilah yang mampu menyelamatkan saya dari beberapa kejadian yang saya alami. Sudah kecanduan investasi apakah nggak sayang mau diambil, Bang? Jujur sayang banget ketika melakukan pencairan dari seperempat investasi yang saya miliki.
Tapi, apa boleh buat. Inilah manfaat investasi yang sesungguhnya. Investasi membuat saya mampu meminimalkan utang ketika kondisi darurat, dan nggak berpikir bahwa dengan utang segala permasalahan akan selesai. Yup, I did it. I hope you guys can do it too, right?
Mengenal Investasi dan Diversifikasi Risiko
Ya, ketika kita sudah mengenal investasi, maka kita juga harus mengenal yang namanya diversifikasi risiko, guys. Jadi, diversifikasi adalah cara saya untuk mencoba peluang di beberapa digital platform investasi. Diversifikasi ini mampu meminimalkan risiko dari aset investasi yang saya miliki.
Saya pun mengalokasikan dana investasi di beberapa instrumen investasi dengan beberapa digital platform yang berbeda. Salah satu digital platform yang saya gunakan untuk membeli reksa dana adalah invesnow. Bagi saya, invesnow ini benar-benar membantu millenial seperti saya untuk selalu berinvestasi, lho.
Ada 108 produk reksa dana yang bisa kita pilih dengan beberapa Manajer Investasi yang terverifikasi. Kita bisa membeli reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, index, syariah, dan reksa dana saham langsung dari website invesnow. Pilih saja investasi reksa dana yang sesuai dengan profil risiko kita masing-masing. Apa sih keunggulan membeli reksa dana di invesnow, Bang?
Beli Sesuai Profil Risiko
Kita bisa memilih berbagai jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko kita, guys. Apakah profil risiko kita rendah, moderat, atau agresif. Lebih nyaman, kan?
Investasinya Terjangkau
Yup, terjangkau banget. Kita bisa membeli reksa dana mulai dari nominal 10 ribu, lho, sehingga kita dapat dengan mudah mengelola keuangan.
Dana Investasi Aman
Tenang, guys. Dana yang kita investasikan pasti aman, karena langsung ditransfer ke bank kustodian dan dikelola oleh Manajer Investasi yang berlisensi OJK.
Bebas Pajak
Keuntungan lainnya adalah bebas pajak, karena reksa dana bukan merupakan objek pajak, guys, berbeda dengan properti, emas, dan deposito.
Dijamin aman nggak, sih, Bang? Pastinya aman dong, karena invesnow bekerjasama dengan beberapa Manajer Investasi yang memiliki performa terbaik, salah satunya adalah PT Eastspring Investments Indonesia. Selain itu, agen yang disediakan merupakan agen profesional yang tersertifikasi dan berpengalaman.
Invesnow juga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan adalah sebagai Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek yang khusus didirikan untuk memasarkan Efek Reksa Dana (sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 39/POJK. 04/ 2014).
Nah, sebagai millenial yang sudah paham dengan diversifikasi risiko, saya pun memiliki reksa dana bukan hanya dari satu platform saja, melainkan juga memiliki beberapa unit di invesnow, guys. Selain simpel, invesnow juga membuat saya bisa membeli reksa dana mulai dari nominal kecil, lho. Asik banget, kan?
Sepuluh ribu memang terlihat kecil, tapi bayangkan saja jika kita melakukannya secara disiplin, maka kita juga akan merasakan benefit dari investasi tersebut, dan saya adalah salah satu orang yang sudah merasakan manfaat investasi. Ah, jadi teringat 5 prinsip orang Tionghoa, deh. Yup, entah mengapa orang-orang Tionghoa itu memiliki manajemen keuangan dan bisnis yang bagus banget.
Money Parenting dari Orang Tionghoa
Saya pun banyak belajar dari orang Tionghoa saat mengikuti webinar “Rahasia Tajir Orang Tionghoa” bersama Bapak Ben Lawson (Founder Invesnow) dan Yovan Santana (RM PT Eastspring Investments Indonesia). Setelah mengikuti webinar tersebut, saya pun berpikir bahwa pantas saja banyak orang Tionghoa yang sukses dalam berbisnis, hehehe. Jadi, 5 prinsip orang Tionghoa itu adalah :
Hemat
Hemat dan pelit itu beda, lho. Kalau hemat adalah mampu memprioritaskan sesuatu yang pokok dan penting. Sedangkan pelit adalah nggak mau mengeluarkan uang sedikit pun dalam berbagai kondisi. Mereka lebih selektif dalam pengeluaran yang berhubungan dengan keuangan.
Anti Utang
Bukan berarti orang Tionghoa itu nggak pernah utang, mereka melakukan utang hanya untuk hal yang produktif dan urusan bisnis, bukan untuk kebutuhan konsumtif atau menuruti gaya hidup. Yuk, kita juga bisa melakukannya, guys.
Pekerja Keras
Jika berbicara mengenai kerja, orang Tionghoa memang pekerja keras banget. Mereka nggak akan membuang waktu sedikit pun, dan fokus melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan. Tentu saja mereka juga mengutamakan istirahat dibandingkan hang out yang nggak memiliki arti tertentu.
Manajemen Keuangan Ketat
Yup, orang Tionghoa memiliki manajemen keuangan yang ketat. Mereka juga memiliki pertimbangan khusus ketika akan mengeluarkan uang, lho. Selain itu, mereka selalu mengalokasikan uangnya dengan persentase tertentu. Wah, saya juga melakukannya nih, hehehe.
Investasi Sejak Dini
Dari kecil mereka sudah diajarkan untuk menghargai uang. Nggak segampang itu minta uang kepada orang tua, melainkan mereka harus melakukan sesuatu terlebih dahulu untuk mendapatkan uang. Kebiasaan seperti ini bagus banget untuk dijadikan bekal.
Jadi, ketika mereka sudah besar nantinya sudah mengerti tentang uang, termasuk investasi. Nah, investasi yang dilakukannya adalah berpikir bagaimana aset atau harta mereka bisa berkembang, dan memiliki jaminan hari tua dengan tujuan investasi yang jelas.
Luar biasa banget prinsipnya, kan? Selain itu, orang Tionghoa juga memiliki nasihat bisnis dari orang tua mereka tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang nggak boleh dilakukan. Hal yang harus dilakukan adalah Cuan (uang), Cengli (harus jujur dalam berbisnis), dan Cincai (jangan mau ditawar).
Sedangkan hal yang nggak boleh dilakukan adalah Ciak (nggak boleh makan teman bisnis), Ciok (jangan utang untuk konsumtif), dan Cao (jangan kabur dari masalah dan partner bisnis). Sumpah banyak banget pelajaran yang saya dapatkan dari webinar tersebut, guys. Ternyata kita memang harus banyak belajar dari orang Tionghoa, nih.
Yuk, sebagai orang tua millenial kita harus memberikan edukasi tentang money parenting pada anak-anak kita. Tujuannya untuk masa depan mereka juga. Ajari anak-anak kita tentang finansial dan tanggung jawab sosial yang berasal dari uang. Anak-anak kita pasti akan meniru apa yang kita lakukan, termasuk dalam hal finansial.
Berdasarkan data yang saya dapatkan dari webinar bersama invesnow, ternyata keberhasilan money parenting untuk saat ini dipegang oleh China dan Jepang, sedangkan di Indonesia sendiri lebih dermawan kepada orang lain. Bagus, sih, namun perlu adanya peningkatan di negara kita tentang money parenting, guys, supaya kita semua bisa menjadi orang kaya.
Berhubung Nenek saya ada keturunan China, saya pun sedikit banyak sudah menerapkan beberapa hal di atas, dan semoga saja saya disiplin sampai nanti. Gimana? Penting banget investasi, kan? Apalagi era digital seperti saat ini semakin memudahkan kita dalam melakukan investasi, salah satunya dengan platform invesnow yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.
Saya sudah melakukan dan merasakan manfaat investasi, saya juga memiliki komitmen untuk disiplin dan terus berinvestasi sampai tua. Nah, sekarang giliran kalian, ya. Tenang! Invesnow bisa membantu kalian dalam mengembangkan dan menumbuhkan uang kalian pada masa depan, kok.
Pokoknya nggak akan rugi menyisihkan uang untuk investasi, guys. Saya juga akan mengajarkan anak saya kelak tentang finansial. Yup, semoga artikel tentang investasi dan money parenting ini bermanfaat. Thank you so much for visiting my blog, keep healthy, always be grateful, don’t forget to pray, don’t forget to smile, and see you on my next article.
*****