Masyarakat Adat dan Hutan – Indonesia memiliki hutan yang sangat luas dan indah. Ada beberapa flora dan fauna yang tinggal di hutan Indonesia. Pastinya hutan di sini memiliki peran penting bagi ekosistem flora dan fauna yang ada. Apa jadinya ketika hutan di Indonesia semakin menipis dan berkurang? Kalian semua pasti tahu jawabannya, kan?
Ya, Indonesia memiliki kawasan hutan alam primer dan lahan gambut seluas 66.512.000 hektare untuk tahun 2022 periode I, dan ada 10 provinsi di Indonesia yang memiliki hutan terluas, diantaranya adalah Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua Barat, Kalimantan Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Maluku, Aceh, dan Sumatera Selatan.
Sebagai negara kepulauan, tentu saja pusat pemerintahan akan berada di pulau yang terdapat Ibu Kota Negara, yaitu Pulau Jawa. Di mana sedikit sekali hutan yang ada di Pulau Jawa, guys. Jadi, sebagai warga negara yang tinggal di Jawa, saya harus turut mendukung kelestarian hutan melalui berbagai cara, seperti menulis artikel untuk memengaruhi orang lain agar sadar akan pentingnya hutan, membuat konten tentang hutan melalui media sosial, memberikan insight positif tentang masyarakat adat kepada pembaca, dsb.
Masyarakat Adat dan Hutan
Selain hutan, Indonesia juga memiliki masyarakat adat yang turut menjaga hutan, lho. Pasti kalian bertanya-tanya apa itu masyarakat adat? Jadi, masyarakat adat adalah masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pedesaan, pedalaman, maupun pinggiran kota.
Masyarakat adat di Indonesia berhak menentukan siapa jati diri mereka sendiri, sesuai karakternya masing-masing, ada wilayah adat, memiliki hukum adat, dan juga memiliki kepala adat, guys. Nah, hukum adat yang dimilikinya itu semata-mata untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan dan alam.
Hukum adat dibuat bukan untuk merusak kehidupan manusia, melainkan untuk memiliki semacam pedoman hidup untuk dijalankan. Kembali lagi ke tujuan utamanya yaitu menjaga keseimbangan. Luar biasa banget, kan?
Ciri-ciri masyarakat adat adalah memiliki kedekatan dengan alam, karena kehidupan yang dijalaninya sangat bergantung pada alam. Mereka bercocok tanam, memanfaatkan hutan untuk hal produktif, membuat kerajinan tangan, bertani, berburu, menghasilkan karya seni, dan kain khas dari masyarakat adat itu sendiri.
Beberapa karya di atas adalah hasil dari kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat adat, lho. Mereka mampu membuat sebuah karya hanya dengan cara tradisional. Tas untuk berburu, kain tenun, dan banyak lagi karya yang mereka hasilkan. Jujur saya sendiri nggak bisa membuat karya seperti itu, guys. Lalu, apa hubungan masyarakat adat dan hutan?
Sumber Kehidupan
Ya, seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa hutan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat adat. Masyarakat adat bisa mengolah hutan dengan cara mereka sendiri, tanpa menimbulkan kerusakan mayor. Ya, mereka lah penjaga hutan yang harus kita lindungi. Pastinya harus ada UU khusus masyarakat adat.
Rumah Leluhur
Masyarakat adat mempercayai bahwa alam (hutan) adalah rumah bagi leluhur mereka, dan mereka masih sering melakukan ritual-ritual khusus sebagai persembahan bagi leluhur. Which is kita nggak bisa melarang mereka, toh tujuannya juga baik demi menjaga dan merawat hutan Indonesia, kan?
Menurut Rumah AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) ada bebeberapa langkah yang dilakukan oleh masyarakat adat di Indonesia dalam menjaga hutan. Langkah-langkah yang dilakukan pun menurut saya bagus banget, diantaranya adalah :
1. Melakukan Perlawanan
Mereka berani melakukan perlawanan terhadap pihak yang nggak bertanggung jawab jika ada yang mau merusak hutan. Biasanya pihak-pihak yang nggak bertanggung jawab tersebut hanya memikirkan cuan semata.
2. Rehabilitasi dan Pengelolaan
Berhubung kehidupan mereka bergantung pada hutan, maka mereka akan melakukan rehabilitasi jika ada hutan dan lahan yang rusak. Selain itu, mereka juga mampu mengelola hutan dan lahan dengan bijak, guys.
3. Gerakan Pulang Kampung
Ada beberapa pemuda yang menginisiasi gerakan pulang kampung. Jadi, gerakan ini dilakukan oleh mereka yang sudah lama tinggal di kota kemudian pulang ke kampungnya masing-masing. Tujuannya untuk mengelola lahan, hutan, dan menjaga alam dengan ilmu yang mereka miliki. Gerakan ini bagus banget, lho.
Saya berharap langkah di atas semoga ada dukungan dari para elit supaya mereka tetap bertahan. By the way ada 2 permasalahan yang dialami oleh masyarakat adat di Indonesia, yaitu permasalahan internal dan eksternal. Di mana permasalahan ini selalu mereka hadapi setiap tahun.
- Permasalahan Internal
Permasalahan yang pertama adalah masalah internal, seperti imbas dari modernisasi yang terjadi dalam komunitas, sehingga menjadi tantangan bagi masyarakat adat itu sendiri. Selain itu, hilangnya musyawarah yang menyebabkan pecah belah. For your information bahwa perusahaan selalu memakai strategi penangkapan elit untuk membujuk keputusan. Hmmm, miris sekali.
- Permasalahan Eksternal
Masyarakat adat di Indonesia saat ini juga memiliki permasalahan eksternal, seperti perampasan wilayah, penebangan hutan, pembebasan lahan, dll. Miris juga jika mereka kehilangan hutan, kan? Padahal masyarakat adat juga turut melakukan mitigasi perubahan iklim dan bencana alam, lho. Mereka lah garda terdepan dalam menjaga kelestarian hutan di Indonesia.
Penjabaran tentang masyarakat adat dan hutan di atas memang perlu adanya Undang-Undang yang mengatur, supaya kehidupan mereka juga lebih baik, nggak diasingkan, dan hutan yang mereka jaga nggak dirusak oleh oknum. Ah, sebagai salah satu #EcoBloggerSquad saya jadi ingin membagikan konten tentang alam, nih. Yuk, simak video di bawah ini.
Video tersebut tepatnya berada di Banyuwangi yang dekat sekali dengan masyarakat adat Osing. For your information bahwa masyarakat adat Osing kaya akan kreativitas, lho, saya pun suka dengan karya seni yang mereka miliki. Sudah saatnya kita jaga hutan Indonesia dan melindungi masyarakat adat sebagai garda terdepan.
Semoga artikel tentang arti masyarakat adat ini memberikan insight positif bagi kita semua. Thank you so much for visiting my blog, keep healthy, always be grateful, don’t forget to pray, don’t forget to smile, and see you on my next article.
*****
Trackbacks/Pingbacks