Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam 2017 di gelar pada tanggal 11 – 13 Agustus 2017 di Taman Blambangan Banyuwangi. Festival ini diadakan oleh Pemerintah Daerah Banyuwangi yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan KIAD sebagai event organizer untuk acara ini. Banyak sekali masyarakat Banyuwangi yang antusias terhadap acara festival ini. Ada beberapa pengunjung yang datang dari luar kota, bahkan luar negeri lho guys. Beberapa siswa sekolah tampak ramai mengunjungi festival ini untuk mempelajari mengenai hutan, konservasi, dan semua tentang Taman Nasional dan Taman Wisata Alam.
Ada sekitar 20an stand yang mengikuti festival ini dari seluruh Indonesia yang terdiri dari Taman Nasional dan Taman Wisata Alam. Festival ini tidak menggunakan tiket masuk, jadi semua pengunjung yang datang dapat menikmati beberapa informasi di beberapa stand secara gratis, hanya mengisi daftar pengunjung saja. Ada juga beberapa stand Taman Nasional yang memberikan souvenir gratis sebagai apresiasi kepada pengunjung. Semua petugas stand melayani pengunjung dengan ramah dan sangat antusias sekali, sehingga pengunjung juga merasa nyaman untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai Taman Nasional.
Saat saya berkunjung ke acara festival ini, saya berkesempatan berbincang-bincang secara langsung dengan Bapak Mas’ud Wijaya, beliau dari Direktorat Pemanfaatan jasa Lingkungan Hutan Konservasi Kementerian LHK. Beliau juga menjelaskan kepada saya bahwa negeri kita Indonesia memiliki sekitar 54 Taman Nasional 118 Taman Wisata Alam yang tersebar di beberapa pulau di seluruh Indonesia, wow luar biasa sekali kan guys negeri kita ini? yup kita harus bangga menjadi orang Indonesia dan kita harus menjaga Taman Nasional tersebut dari kerusakan.
Nah, apa saja kegiatan yang bisa kita lakukan di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam? Yup disana kita bisa melakukan beberapa kegiatan seperti camping, caving, diving, climbing, surfing, dan hiking. Ada juga beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa sekolah dan mahasiswa yang bertujuan sebagai sarana pelatihan konservasi hutan, pelatihan SAR, sensus fauna, dll.
Tujuan dari festival ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan edukasi mengenai kawasan hutan konservasi, sehingga masyarakat dapat mengetahui apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan di kawasan hutan konservasi, karena konservasi alam bertujuan untuk masa depan yang lebih baik. Dalam peraturan Menteri LHK bagian kedua pasal 9 ayat 2 bahwa masyarakat pengguna fasilitas publik berkewajiban untuk melaksanakan perilaku peduli lingkungan dalam berkegiatan di fasilitas publik, menjaga ketertiban dan kelanjutan fungsi informasi, edukasi, dan sarana yang disediakan oleh pengelola fasilitas publik.
Bapak Mas’ud Wijaya juga menambahkan bahwa hanya sekitar 10% saja dari luas suatu Taman Nasional yang digunakan untuk Ruang Publik dan Ruang Usaha. Jadi, sebanyak 90% hutan sebagai paru-paru dunia dan kita tidak boleh merusak kawasan tersebut lho guys. Acara ini patut di apresiasi karena memang sangat membantu masyarakat dalam pengenalan kawasan hutan konservasi pada Taman Nasional. Yuk buat kita penikmat dan pecinta alam jangan sampai merusak keindahan dan kekayaan alam yang kita miliki. Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia itu sangat indah dengan hutan dan kekayaan alam lainnya yang terawat dengan baik.