Cara Melindungi Data Pribadi – Menjadi seorang mahasiswa Program Pasca Sarjana itu membuat saya harus bisa mengatur waktu dengan baik. Mengatur waktu dalam bekerja, mengajar mahasiswa saya, mengajar les IT dan Bahasa Inggris yang saya kelola, olahraga, serta mengatur waktu dalam urusan refreshing.
Selain harus mampu mengatur waktu, saya juga dituntut untuk mampu mengatur dan mengelola keuangan dengan baik, mengingat biaya kuliah S2 saya adalah reguler, guys. Which is saya harus membayar biaya kuliah sendiri. Agak ngeri-ngeri sedap, sih, apalagi biaya kuliah S2 itu nggak murah.
Lalu, apa yang saya lakukan sebelum menghadapi situasi seperti ini? Apakah mengalami kesulitan? Dan kendala apa yang dihadapi? Ada beberapa persiapan yang saya lakukan supaya bisa mengatur keuangan dengan baik.
Persiapkan Biaya Kuliah Melalui Investasi
Ya, saya sudah mempersiapkan biaya kuliah saya jauh-jauh hari dengan investasi. Saya memang termasuk orang yang rajin menyisihkan 10% setiap bulan untuk investasi. Instrumen investasi yang saya pilih adalah saham, reksa dana, kripto, dan emas.
Selain itu, saya juga memiliki beberapa aset digital lain yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Bayangkan jika saya nggak memiliki investasi, maka akan kebingungan mencari biaya kuliah, kan? Makanya sebagai Penyuluh Digital saya juga harus mampu menghadirkan artikel dan konten tentang investasi.
Pilih Kuliah Kelas Weekend
Sebelumnya saya memang mencari kampus yang memiliki Program Pasca Sarjana yang masuk kuliahnya weekend. Tujuannya supaya weekday saya bisa tetap bekerja, mengajar, bisnis, dsb. Bagi saya ini adalah hal yang menyenangkan banget.
Cari Kampus yang Biayanya Terjangkau
Saya rajin mencari informasi kampus yang memiliki biaya terjangkau. Murah tapi nggak murahan, karena kampus yang saya pilih sekarang ini memiliki Akreditasi B, guys. Fasilitas yang ditawarkan pun lengkap banget.
Itulah sedikit sharing tentang persiapan yang saya lakukan sebelum lanjut kuliah S2. Oh, iya, kampus saya itu di Jember, dan saya harus PP setiap weekend dari Banyuwangi ke Jember. Ya, itulah perjuangan yang dilakukan oleh para pejuang Magister Manajemen seperti saya.
6 Cara Melindungi Data Pribadi
Seperti yang sudah ditulis di atas bahwa saya mempersiapkan biaya kuliah melalui investasi, kan? Nah, investasi yang saya pilih dengan beberapa platform membuat saya harus memiliki beberapa rekening bank, salah satunya adalah Bank BRI.
Memiliki beberapa rekening tabungan sebetulnya agak was-was juga, lho, karena rentan data diri kita bocor. Jika bocor, maka data kita akan digunakan transaksi apapun oleh oknum yang nggak bertanggung jawab. Miris banget, kan? Makanya kita dituntut harus menjadi Nasabah Bijak pada era digital seperti saat ini.
Dari data di atas, ternyata masih banyak orang yang belum peduli dengan data pribadinya, lho. Ini menjadi tugas saya juga sebagai Penyuluh Digital untuk memberikan edukasi. For your information bahwa pada saat kita memutuskan untuk terjun dan memiliki akun di digital platform, itu tandanya kita sudah siap menghadapi beberapa risiko yang akan terjadi, seperti kebocoran data, dsb. Namun, ada beberapa cara melindungi data digital yang bisa kita terapkan, seperti :
1. Buat Password dan PIN Sekuat Mungkin
Saya selalu membuat password dan PIN sekuat mungkin, yaitu menggunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, spesial karakter, dan angka. Saya pun rutin mengganti beberapa password dan PIN yang saya miliki supaya menghindari akun kena hack. Sebagai salah satu mahasiswa lulusan S1 Teknik Informatika, tentu saya paham betul mengenai teknologi. That’s why saya membuat password dan PIN sekuat mungkin.
2. Biasakan untuk Aktivasi 2FA
Berikutnya, bagaimana melindungi data diri kita? Kita juga harus mengaktifkan 2FA (Two Factor Authentication) atau otentikasi dua faktor. 2FA ini merupakan cara melindungi data pribadi yang tergolong aman, karena ketika kita akan masuk ke akun tertentu, maka akan ada kode OTP (One Time Password) yang dikirim di luar kata sandi. Kode tersebut dikirim via e-mail atau SMS, guys. So, Kalian jangan lupa untuk aktivasi 2FA juga, ya.
3. Miliki E-mail Lebih dari Satu
Memiliki beberapa akun e-mail sangat disarankan untuk mendukung 2FA. Selain itu, beberapa digital platform saat ini pun wajib memasukkan e-mail cadangan. Tujuannya supaya ada notifikasi ketika ada orang lain yang akan masuk ke akun kita, atau ada indikasi pembobolan akun.
4. Hati-hati dalam Memberi Izin Akses
Kita juga wajib berhati-hati memberikan izin akses beberapa digital platform demi menjaga keamanan data. Izin akses yang biasanya muncul adalah akses galeri foto dan video, akses kamera, akses microphone, dan akses lainnya. Jika memang kalian merasa terganggu dan curiga, jangan beri akses pada aplikasi tersebut, ya.
5. Jangan Posting Informasi Pribadi di Media Sosial
Sebisa mungkin jangan posting informasi apapun terkait data pribadi di media sosial. Jika memang ingin mem-posting, maka sensor beberapa data penting supaya data kita aman, guys. Lebih aman lagi nggak usah posting, hehehe.
6. Rutin Membersihkan Cookies
Cara melindungi data pribadi berikutnya adalah rutin membersihkan cookies secara berkala. Mengapa harus rutin membersihkan cookies? Karena cookies ini menyimpan data dan informasi-informasi penting tentang kita selama menggunakan internet.
Itulah kelima tips yang bisa kalian lakukan untuk melindungi data pribadi di internet. Jangan hanya melindungi data diri kita saja, melainkan orang terdekat kita pun wajib diberikan pemahaman. Saya pun selalu memberikan pemahaman kepada adik dan orang tua saya supaya lebih waspada.
Yuk, Hindari Penipuan Bank!
Penipuan bank? Sebetulnya setiap perbankan nggak akan melakukan penipuan, hanya saja ada oknum yang mengatasnamakan bank tertentu lah yang menipu nasabah. Selain itu, kita juga perlu waspada dengan penipuan online shop via media sosial, guys, karena pasti berhubungan dengan metode pembayaran.
Jadi, sebagai Nasabah Bijak kita harus memperhatikan beberapa poin di bawah ini supaya nggak menjadi korban penipuan oknum yang mengatasnamakan bank tertentu.
Jangan Sembarangan Memberikan Data
Ya, kita harus melihat siapa orang yang meminta data kita. Jangan langsung percaya jika ada orang yang mengatasnamakan bank tertentu dan meminta data kita. Ingat! Transaksi yang aman sebaiknya dilakukan di kantor bank tersebut, seperti transaksi pembukaan rekening, deposito, investasi, pinjaman, dsb sebaiknya dilakukan di kantor cabang atau unit, ya.
Jangan Berikan OTP pada Siapa pun
Kode OTP (One Time Password) akan dikirim melalui pesan suara, SMS, dan e-mail. Jadi, tugas kita adalah jangan memberikan kode OTP kepada siapa pun, karena kode OTP merupakan bagian dari 2FA sebagai keamanan akun dan data kita, guys. Even petugas bank yang minta pun jangan dikasih, kecuali kita sendiri yang melakukan transaksi tersebut. Ingat! Keamanan data adalah nomor satu.
Ketahui Nomor Call Center dan Pengaduan
Kita wajib mengetahui nomor call center dari bank yang kita gunakan. Jika ada nomor asing dan bukan nomor call center, sebaiknya abaikan saja nomor tersebut. Jangan angkat telepon dari nomor telepon konvensional, karena call center biasanya menggunakan nomor premium call, bukan nomor konvensional. Nah, untuk call center Bank BRI adalah 14017/1500017.
Jangan Mau Dituntun ke ATM
Salah satu bahaya jika menerima telepon dari nomor konvensional yang mengatasnamakan bank adalah penipuan. Penipuan yang sering terjadi adalah hipnotis melalui telepon, guys. Nasabah akan disuruh ke ATM dan dituntun atau dipandu via telepon oleh si penipu. Ujung-ujungnya secara nggak sadar kita melakukan transaksi transfer ke rekening penipu.
Jangan Percaya Akun Bodong Media Sosial
Saat ini juga banyak penipu yang membuat akun media sosial palsu, alias akun bodong. Modus yang dilakukannya adalah mengirim DM tentang promosi ke beberapa nasabah. Saya pun sering mendapatkan DM dari akun bodong. Hal yang saya lakukan adalah nge-report dan blok akun tersebut. Pokoknya jangan ditanggapi 1 kata pun, ya.
Sebetulnya ada langkah yang paling mudah yang bisa dilakukan untuk melindungi data dari ancaman, yaitu tingkatkan literasi digital kita, guys. Literasi digital ini penting banget untuk mencegah dampak negatif dari internet. Selain itu, kita juga bisa melindungi diri kita sendiri dan orang terdekat dari ancaman negatif internet.
Banyak banget manfaat dari literasi digital, kan? Saat ini pun banyak Penyuluh Digital yang memberikan informasi terkait literasi digital, kejahatan siber, dan hal yang berhubungan dengan dunia digital dan internet. Yup, itulah pentingnya melindungi data pribadi pada era digital. Kita pun harus tahu cara aman dalam bertransaksi, guys.
Sebetulnya tugas untuk melindungi data bukan hanya tugas kita, melainkan tugas pemerintah juga. Mungkin pemerintah bisa menggunakan beberapa cara berikut supaya masyarakatnya juga aman. Pilih orang IT yang benar-benar paham tentang dunia hacking, dan pilih jabatan dengan cara the right man on the right place.
Apakah kalian sudah berusaha dan mencari cara melindungi data pribadi? Saya harap sudah dan menerapkannya. Hanya Nasabah Bijak lah yang bisa melindungi diri dari kejahatan siber. Yuk, saatnya menjadi nasabah bijak, tingkatkan pengetahuan, dan tingkatkan literasi kita demi masa depan yang lebih baik. Saya yakin bahwa kita semua bisa melindungi diri dari kejahatan siber.
Semoga artikel tentang cara melindungi data pribadi di internet ini memberikan insight positif bagi kita semua. Thank you so much for visiting my blog, keep healthy, always be grateful, don’t forget to pray, don’t forget to smile, and see you on my next article.
*****
Biasanya semua akun baik email maupun perbankan aku pake 2FA lek, biar makin aman.
Iyess lek wajib itu mah. Mantabbbbb
Biasanya membedakan beberapa akun email keperuan pribadi dan bisnis.
Juga rutin ganti password dan menggunakan keamanan dua faktor.
Iyess kak
Wah terima kasih banyak atas insightnya kak. Kudu waspada nih hehe
Iya bener banget kak, kudu waspada pokoknya